Gagasan di dalam buku ini adalah untuk pencerahan, menyemangati dan penguatan sradha Hinduisme, khususnya kepada para dharmika dan generasi milenial Hindu. Materinya mengenai hal-hal yang mendasar dan prinsip di dalam ajaran Hindu. Dipaparkan secara sederhana, praktis dan logis.
A. Pengantar.
Di dalam berkeyakinan, akal tidak boleh lemah. Apabila akal seseorang lemah, akan mudah diakal-akalin oleh keyakinan yang tidak masuk akal. Hinduisme merupakan paham yang memberdayakan akal sehat. Ajaran filsafat Hindu, membangun kwalitas akal. Banyak orang non Hindu tertarik masuk Hindu karena merasakan ajaran Hindu paling masuk akal.
Hindu agama tertua di dunia, umurnya sama dengan usia alam semesta. Namun Hindu tidak pernah ketinggalan zaman, karena Hindu bersifat natuna yakni tetap sesuai di segala zaman.
Yawan merau sthito dewah, yawad gangga mahitale,candrarka gagana yawat, tawad wa wijayam bhawet.
( Selama dewata bersemayam di Maha Meru, selama Sungai Gangga mengalir di dataran bumi, selama matahari dan bulan memancarkan sinar dari langit,selama itulah semoga kita mendapatkan kejayaan (di Hindu).
B. Materi pokok:
1. Keyakinan Logik
Pada bagian pertama, memberikan pemahaman bahwa:
a. Pola keyakinan Hindu bersifat holistis. Artinya, di dalam meyakini suatu kebenaran harus berdasarkan ajaran Weda, masuk di alam fikir (logik) dan berdasarkan kenyataan yang ada (riel).
- Dari sini menunjukkan bahwa ajaran Hindu adalah rasional, riel dan anti dogma.
b. Brahman (Tuhan Yang Maha Esa), menurut Hindu, adalah Tuhan semesta alam. Tuhan yang Satu yang menyayangi semua makhluk. - Tuhan yang mengatur alam semesta beserta isinya dengan hukum alam yang disebut rnam.
- Bukan Tuhan yang sewenang-wenang.
- Hindu tidak menganut paham di mana Tuhan berpihak kepada kelompok golongan (agama) tertentu saja, karena paham tersebut telah mengecilkan ke-Mahakuasa-an Tuhan.
- Hindu tidak menganut paham bahwa Tuhan pemarah, kejam, penghukum dan memberikan azab kepada manusia dengan mengirim tsunami atau gempa bumi yang dahsyat.
c. Atman adalah percikan dari Brahman (Tuhan). Artinya, atman berasal atau bagian dari Brahman itu sendiri.
- Bukan ‘’barang’’ yang ditiupkan oleh Tuhan.
- Atman merupakan jiwa (zat hidup) bagi setiap makhluk.
- Karenanya, Hindu mengajarkan, setiap orang wajib menghormati orang lain, dan mengasihi setiap makhluk.
d. Hukum karma adalah nyata di dalam kehidupan.
- Hukum Karma adalah hukum sebab akibat yang berlaku bagi setiap manusia, tanpa pandang bulu dan berkeadilan.
- Tidak ada seorang manusia pun yang bisa lari dari reaksi hukum karma.
- Setiap tindakan seseorang, baik ataupun buruk, sekecil apapun pasti ada buah atau pahalanya bagi si pelakunya.
‘’Manusia yang jahat, bukan setan yang diminta bertangung jawab.’’
- Kenapa setiap orang yang lahir di dunia, nasib dan karakternya berbeda-beda?
- Hukum karma menjawab: ‘’Karena perbuatan dan pikiran yang dikembangkan oleh seseorang di masa lalu (sancita) berbeda-beda.
Apapun yang terlihat di antara manusia (senang atau sedih), sesuai dengan hasil dari kegiatannya. (Kitab Siva Samhita)
Dari sloka tersebut jelas bahwa sesungguhnya manusia adalah arsitek bagi dirinya sendiri.
e. Hindu menganut kebangkitan jiwa, bukan kebangkitan tubuh.
- Jiwa bisa bangkit, karena jiwa itu tidak bisa mati. Sedangkan yang mati dan membusuk adalah tubuh (jasad). Lantas, bagaimana tubuh yang sudah hancur itu bisa bangkit kembali?
- Jiwa yang abadi itu akan terus berevolusi melalui proses reinkarnasi untuk mencapai tujuan tertinggi yaitu moksa (kebebasan mutlak).
- Itu artinya, proses reinkarnasi mengisyaratkan adanya kesempatan bagi setiap manusia untuk memperbaiki dan menyempurnakan dirinya di bumi, agar ke depan setiap orang memiliki nasib yang lebih baik. Kesempatan ini hanya ada di Hindu.
f. Moksa adalah tujuan akhir (tertinggi) bagi umat Hindu. Tentu berbeda dengan agama lain yang memiliki tujuan akhir cuma sampai di surga.
- Sedangkan surga dan neraka, menurut ajaran Hindu, hanyalah tempat persinggahan sementara, setelah dalam periode tertentu sang jiwa akan kembali bereinkarnasi ke bumi untuk memperbaiki dan menyempurnakan dirinya.
- Jiwa-jiwa yang telah moksa, artinya telah mencapai alam dewata, alam kebahagiaan abadi.
- Jiwa-jiwa utama tersebut telah bebas dari proses reinkarnasi serta terlepas dari belenggu kesengsaraan.
2. Tiga Kewajiban Pokok
Pada bagian kedua, menjelaskan bahwa:
Ada tiga kewajiban pokok di dalam Hindu, seperti disebutkan di dalam Kitab Bhagawad Githa, yaitu memuja, bekerja dan beryadnya. Artinya, umat Hindu di dalam hidupnya wajib melakukan pemujaan kepada Tuhan. Kemudian, wajib bekerja keras mencari harta berdasarkan nilai-nilai kebenaran, untuk kemakmuran di dalam hidup. Dan di sisi lain, umat Hindu juga harus beryadnya atau memberikan korban suci dengan tulus ikhlas.
1. Bagaimana melaksanakan Dewa yadnya?
Setiap hari memuja Tuhan. Caranya yang paling sederhana:
- Mengucapkan mantram Puja Tri Sandya tiga kali sehari atau minimal dua kali sehari (nitya puja), masing-masing:
- Pagi hari antara pukul 04.00 - 06.00.
- Siang hari pada pukul 12.00 – 13.00.
- Sore hari pada pukul 17.00 - 18.30.
Sarananya: Minimal memakai api dupa. (Kalau kebetulan tidak ada
sarana dupa, cukup mengucapkan mantram Trisandya saja).
2. Bagaimana melaksanakan Rsi yadnya?
- Setiap hari belajar weda (ngajia), berderma atau memberikan dana
punya kepada sulinggih (pendeta) pada waktu-waktu tertentu, dan
senantiasa menghormati guru.
3. Bagaimana melaksanakan Pitra yadnya?
Merawat orang tua dan memuja roh leluhur
- Sebagai wujud bhakti para sanak keturunan kepada para leluhurnya.
4. Bagaimana melaksanakan Manusa yadnya?
- Merawat keluarga, membentuk anak menjadi suputra (sukses), menolong orang lain yang membutuhkan, menjamu tamu (atiti puja). Tujuannya, untuk kesejahteraan bersama (loka samgraha).
5. Bagaimana melaksanakan Butha yadnya?
- Berkorban untuk semua makhluk selain manusia, seperti merawat hewan piaraan, memelihara lingkungan sekitar dengan tidak membuang sampah sembarangan, dll.
- Sebagai wujud kasih kepada semua ciptaan Tuhan.
- Intinya, yadnya itu adalah apapun yang dilakukan untuk kebajikan dan disertai dengan ketulusan hati. Inilah kwalitas spiritual yang sesungguhnya.
3. Hindu Memang Beda
Bagian ketiga, adalah kesimpulan, yang mengandung penegasan bahwa:
Hindu berbeda dan memiliki kelebihan dari yang lain. Siapa bilang semua agama sama saja? Justeru malah sebaliknya, semua agama tidak sama.
- Berbeda dalam pandangan, konsep dan pola berkeyakinannya.
- Tidak sama mengenai tata cara di dalam melaksanakan ajaran agamanya.
- Ada kelompok yang menerapkan doktrin-doktrin dan cara kekerasan, ada yang agresif mencari penganut (melakukan aksi konversi).
- Hindu, berbeda dan memiliki kwalitas tersendiri, di antaranya seperti berikut ini.
1. Keyakinan di Hindu berdasarkan nalar dan realitas ilmiah.
- Bukan keyakinan yang bersifat imajinatif atau keyakinan buta tuli.
2. Ajaran Hindu memperlakukan semua manusia adalah bersaudara. Tidak ada perendahan terhadap kelompok tertentu. Semua dapat hidup berdampingan: live and let live, hidup dan biarkan hidup. ‘’Engkau dapat Hidup dan biarkan aku juga hidup.’’ (Atharva Veda 19/69/1).
- Hindu adalah ajaran perikemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Agama Weda mengajarkan cinta kasih, harmoni, kelembutan, penyatuan dan kesetaraan.
- Semua orang, wanita ataupun lelaki, diberi ruang yang sama untuk tumbuh, menjadi terpelajar, berprestasi, berkarir, jadi pemimpin dan sukses.
- Tidak ada doktrin yang memposisikan wanita cuma ngurus dapur, mencuci piring, menyapu halaman dan budak ataupun pemuas nafsu bagi suami.
4. Di Hindu tidak ada pluralitas Tuhan. Brahman itu Satu untuk semua ciptaan. Tuhan yang penuh cinta kasih, menyayangi dan memberikan anugerah yang sama bagi seluruh ciptaan.
- Tidak ada Tuhan-Tuhan eksklusif yang memihak kepada kelompok agama tertentu.
5. Hindu mengajarkan bahwa dharma (kebajikan) akan membawa sang jiwa menuju kebahagiaan abadi dan kekal.
- Cuma dharma yang bisa menjadi tangga bagi sang jiwa untuk menuju Tuhan.
6. Hindu memberikan kebebasan dan hak kepada setiap orang untuk memilih jalan mereka sendiri menuju pencerahan atau keselamatan.
- Di Hindu tidak ada yang memberatkan atau pemaksaan disertai ancaman-ancaman, namun semua orang mendapat bimbingan untuk menuju pencerahan dan keselamatan.
7. Weda berlaku universal, untuk semua umat manusia di bumi. Siapapun dan dalam posisi apapun seseorang dapat belajar serta mempraktekan ajaran Weda, dan mereka akan memperoleh manfaat dan pencerahan.
4. Menjawab Pertanyaan
Bagian keempat, memberikan bekal kepada para dharmika dan generasi
milenial untuk dapat memahami dan menjelaskan secara praktis dan logis atas beberapa pernyataan dari orang non Hindu, seperti:
Orang masuk Hindu akan masuk neraka, karena murtad? Orang Hindu sembahyang bawa sesajen, apakah Tuhan butuh makan? Api dupa mengundang setan? Hindu menyembah batu, pohon, patung? Upacara Ngaben = Menyiksa mayat. Dll.
5. Testimoni yang indah
Mereka adalah orang non Hindu. Awalnya, coba coba membaca buku-
buku Hindu sederhana. Mereka tertarik, karena menemukan keindahan dan harmoni di dalam ajaran Hindu. Ada di antara mereka yang kemudian masuk Hindu dan menyampaikan testimoni secara jujur dan alamiah.
6. Perlu Sikap Kritis
Bagian keenam, adalah bagian penutup, yang menekankan bahwa:
Umat juga perlu membangun daya kritis di dalam berkeyakinan. Sifat kritis dan logik, akan menumbuhkan kekuatan di dalam meyakini ajaran Hindu. Hindu takut sama orang-orang dungu, tetapi Hindu memerlukan orang-orang (penganut) yang kritis. Hinduisme akan tegak pada orang-orang yang kritis dan memiliki pola fikir rasional.
secara lengkap buku akan diterbitkan oleh ICHI NTB
0 comments:
Post a Comment